Rabu, 26 Desember 2012

Mau Bikin Bento? Simak Dulu Prinsipnya!




PERSOALAN anak tidak mau membawa bekal terkadang bukan karena menunya, tapi tampilannya. Mengapa tidak menyusun bento untuknya?

Sekilas, tampilan bento memang sangat cantik dan menarik, dengan bentuk-bentuk yang menyerupai tokoh kartun kesukaan anak-anak, bunga, hingga dikreasikan mirip sebuah taman. Namun bila dilihat lebih dekat, bento sebenarnya tidak berbeda dengan bekal anak pada umumnya.

Ciri khas bento adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang serta mengundang selera. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan wadah bento bisa berupa kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak roti, atau kotak kayu kerajinan tangan yang dipernis.

Meski isinya sama, bila disuruh memilih pastilah si kecil akan condong pada bento karena tampilan visual yang cantik akan mampu menarik minat anak-anak. Dan bila dipahami lebih dalam, bento ternyata bukan hanya bekal yang mengedepankan penampilan menarik. Tiap menu di dalamnya memerhitungkan kebutuhan gizi anak.

"Prinsip dasar bekal bento adalah balance meal, antara karbohidrat, protein, buah, dan sayuran. Karena dengan bento, orangtua berharap bisa mengontrol makanan anak sehingga tidak banyak jajan," kata Lukman Wihardja, pemilik katering bento Mymealbox pada acara "Peluncuran Bumbu Komplit Royco" di Jakarta, baru-baru ini.

Bento disebut turut memerhitungkan kebutuhan gizi anak karena gaya bekal ala masyarakat Jepang ini memiliki tabel panduan. Tabel ini berisi panduan untuk menentukan menu dan porsi bento yang tepat bagi anak sesuai usia, tinggi badan, dan jenis kelaminnya.

Lukman mencontohkan, porsi bento yang dianjurkan bagi anak usia 6 tahun 600 ml. Sesuaikan porsi ini dengan ukuran tempat makannya yang diisi penuh. Bila bekal ini habis, asumsinya anak telah mengasup makanan sebanyak 600 kilo kalori.

Hitung-hitungan seputar kalori biasanya menjadi urusan dokter gizi, tapi jangan keburu patah arang untuk menyiapkan bento si kecil. Dalam gambaran yang lebih mudah, rumusan porsi bento yang sederhana terdiri dari rasio 3:2:1, 50 persen porsi karbohidrat (nasi, pasta kentang, roti, dan lainnya), 33 persen porsi buah dan sayuran, 17 persen porsi protein.

"Ukuran yang paling gampang buat ibu-ibu di rumah, ya ukuran kotak bekal anak. Kalau boks makanannya enggak ada angka takaran, isi saja dengan air sampai penuh, terus tuang air ke gelas ukur. Nanti akan ketahuan berapa takaran boks makannya," saran Lukman. Lukman menambahkan, kotak bekal anak sebaiknya yang memiliki sekat sehingga Moms mudah untuk menyusunnya.

Selain porsi, hal lain yang harus diperhatikan dalam bento adalah pemilihan jenis makanannya. "Sebisa mungkin enggak banyak minyak, tapi lebih banyak rebus dan kukus. Idealnya diseimbangkan, jangan banyak yang goreng," jelasnya.

Lukman menambahkan, untuk buah pilihlah yang berkulit, seperti anggur, tomat ceri, kelengkeng, leci, ceri, dan sebagainya. Sayur pun harus yang kering, baik direbus maupun kukus. Untuk protein, sumber makanannya bisa daging maupun olahannya.

"Porsi sebisa mungkin cukup, bisa habis dimakan 15-20 menit karena bento juga mengajak anak untuk menghabiskan makanannya," ujarnya yang belajar bento secara otodidak.

Untuk menghias isi bento, Lukman mengatakan Moms bisa mencontohnya dari buku maupun sumber lain. Bila ingin mengikuti kursus bento, biasanya Lukman akan memberikan teknik dasar berupa memotong hingga para peserta bisa mempraktekannya sendiri ketika tiba di rumah.

Sebagai pemula, Anda bisa mengandalkan gunting dan pisau untuk membentuk makanan. Dan bila semakin mahir, Moms bisa menggunakan alat-alat khusus bento yang dijual di toko-toko khusus.


di copy dari : http://www.okefood.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar